Menggunakan Obsidian Sebagai CMS

Posted Jun 8, 2024

Walaupun Hugo sebagai Static Site Generator cukup mumpuni buat bikin web blogging, tapi menulis/ngeblog di editor Visual Studio Code atau IDE itu engga nyaman buat saya, bahkan membingungkan ketika kita melihat source codenya seperti di bawah ini.

Tampilan source code Blog Jksntn

Supaya memudahkan saya menulis, saya menggunakan Obsidian untuk digunakan sebagai Content management systemnya.

Obsidian ini sebenarnya digunakan untuk menulis notes bahkan ke tingkat yang lebih kompleks seperti pembuatan Graph view di bawah ini. Setiap catatan yang terhubung terlihat tampilan jaringannya.

Graph view with older Zettelkastens

Versi terbaru Obsidian memberikan banyak kemudahan buat saya menjadikan CMS dari Hugo.

Tampilan Obsidian memang cocok banget dipakai bersamaan dengan Hugo, karena sama-sama menggunakan format markdown pada setiap notesnya. Apalagi kini ada fitur properties di Obsidian sehingga meta data/ front matternya Hugo lebih rapih dan minim ada error karena kesalahan penulisan.

tampilan Obsidian

Selain tampilan, ada beberapa alasan saya untuk menggunakan Obsidian sebagai CMS:

  1. Plugin. Fitur melimpah untuk mempercepat menulis, banyak plugin yang bisa diinstall untuk mempermudah dan mempercepat penulisan menggunakan Markdown. Seperti pembuatan tabel (cukup sulit membuat tabel di Markdown kalo engga menggunakan tools).
  2. Spelling, bisa menginstall beberapa bahasa untuk digunakan sebagai spelling check tulisan saya, saya menggunakan Inggris dan Bahasa Indonesia. Ini penting soalnya saya sering Typo.
  3. Fleksibel, obsidian memungkinkan kita mengimpor gambar, tulisan html ke dalam bentuk format Markdown cukup copas aja di dalam obsidiannya.

Setup

Ada beberapa settingan supaya ngeblog di Obsidian makin memudahkan saya, settingannya saya jelaskan di bawah.

Setting Vault Obsidian

Supaya saya tidak sengaja (karena kobodohan sendiri) mengacaukan file atau struktur folder yang ada di Hugo, jadi folder yang dibuka sebagai Vault di Obsidian hanya folder ‘content’ saja.

Folder content ini biasanya cuman ada blog, halaman about, dan halaman-halaman berisi konten yang akan muncul di websitenya nanti.

Supaya settingan obsidian ini engga muncul di instalan Hugo, cukup abaikan folder setting Obsidian .obsidian dengan menambahkan beberapa baris di file .gitignore.

.obsidian
content/.obsidian

Tapi nantinya saya harus setup ulang Obsidiannya setiap pindah PC atau Laptop.

Setting Default Penyimpanan Gambar.

Fleksibilitas Obsidian yang bisa memindahkan (copas) tulisan html bahkan gambar ke dalam notesnya bisa kita setup supaya gambarnya masuk ke dalam folder gambar (saya menggunakan folder images), supaya mempercepat proses ngeblog tanpa harus copas manual di folder/explorer.

Obsidian Setting

Atur beberapa settingan ini di pengaturan Obsidian di bagian Files and Links:

  1. New Link Format, ubah ke Relative path to file, supaya menghasilkan link simpel seperti: “![Obsidian Setting](images/gambar.jpg)
  2. Wikilinks, Nonaktifkan Wikilinks.
  3. Default location for new attachment, ubah ke setting ‘in subfolder under current folder’.
  4. Subfolder Name, sesuaikan dengan nama subfolder gambar, kalau saya menggunakan folder ‘images’, karena bawaan template.

Tambahkan juga plugin Obsidian Paste PNG to JPG biar file gambar yang dicopas ke Obsidian dikompres dan lebih kecil ukuran filenya.

Jangan lupa untuk menonaktifkan pilihan Auto Move Image biar gambar tetap kesimpen ke folder Images yang sudah ditentukan sebelumnya sesuai struktur Hugo.

Plugin biar gambar kekompress


Karena GUI VS Code memudahkan saya untuk mengecek code apa saja yang beruba, Saya masih menggunakan/membuka VS Code. Fitur source control di dalam VS Code memudahkan saya mengembalikan/ discard perubahan yang salah.

Fitur Source Control VS Code

Saya juga tetap menggunakan VS Code untuk menjalankan Hugo di local, tujuannya untuk mengecek tampilan di websitenya secara local, apakah sudah sesuai apa belum.