Di tulisan digital marketing pertama saya di blog ini, saya mau membahas sesuatu yang sedang terjadi di Twitter, yaitu menggunakan akun besar seperti @hrdbacot sebagai channel marketingnya Samsung smartphone Indonesia.
Sebagai praktisi dunia digital marketing, pasti akan selalu mencari berbagai macam cara yang unik yang bisa menaikkan awareness/ketertarikan orang lain terhadap brand yang sedang dikelola.
Selain menggunakan channel ads di platform resmiya Twitter, Tiktok, Instagram, Facebook, atau Google, ada cara lain yang sudah biasa digunakan, yaitu menggunakan KOL (Key Opinion Leader).
Selain bisa lebih menghemat budget, kadang menggunakan KOL lebih tepat sasaran ketimbang menggunakan channel ads resminya. Bahkan jadi lebih bisa menaruh magnet perhatian yang lebih luas lagi.
Contohnya ya yang baca tulisan ini jadi tau ada campaign yang dilakukan oleh Samsung mobile Indonesia.
Caranya yang smooth bikin orang-orang banyak terkecoh dan menganggapnya sebagai konten @hrdbacot seperti biasanya.
Jadi biasanya akun @hrdbacot akan menampilkan pertanyaan followers via dm (dalam bentuk foto screenshot) dan pertanyaannya itu akan ditanya kembali kepada para followers @hrdbacot lainnya. Ini mirip akun-akun menfess gitu sih, cuman fokus/topiknya adalah seputar dunia pekerjaan.
TL;DR
Singkatnya adalah ada seseorang mungkin followers yang menanyakan (via DM) apakah ada smartphone yang pas untuk dipake kerja yang punya daya tahan batre tinggi dan juga smooth.
Kemudian DM tersebut dikomentarin seperti konten-konten biasanya oleh @hrdbacot. Dan setelah postingan itu, beberapa menit kemudian dipostlah konten iklannya.
Cara ini cukup berhasil, walaupun targetnya bukan penjualan (mungkin), setidaknya ribuan followers @hrdbacot terkecoh dengan tipe tweet tersebut, dan banyak yang reply dengan memberikan suggestion/saran gratis kepada akun tersebut.
Baru kemudian di Twit 2 dijelasin kalau itu sebenernya adalah sebuah iklan. Apakah orang-orang yang terkecoh itu akan membeli Samsung m22? Tentu pastinya 99% engga. Tapi setidaknya produk samsung m22 jadi pembicaraan orang-orang.
Jangan terkecoh lagi ya gaes. 😉
Apakah ini etis?
Etis engga etis sebenernya menurut saya sah-sah saja akun tersebut melakukan iklan, karena tujuan dari munculnya akun tersebut adalah jasa konten gratis, kontennya mengenai dunia perkantoran dari sisi HRD, yang sebelumnya belum pernah ada yang bahas. Jadi ya memang ga aneh kalo nantinya akun tersebut melakukan iklan terus.
Cuman ada baiknya dikasi disclaimer supaya orang-orang paham ini tuh lagi ngiklan. Ya semacam fan service sih. Seperti yang dilakukan Pandji Pragiwaksono dengan menambahkan hastag #spon
pada tweet, ig post, podcast, dan blognya.
Tapi ga ada juga terserah mereka sih.
Yang Jadi Pertanyaan
Apakah kalau kita melakukan iklan ‘diam-diam’ tanpa perjanjian dengan pemilik akun itu sah-sah saja? Misalnya begini, saya sengaja mengirim DM tentang sesuatu hal, dan ketika @hrdbacot mempostingnya, kemudian tim saya mereply dengan konten2 iklan yang related. Apa itu etis?
ENGGA DONG!!
Soalnya kalo ketauan, pertama mungkin konten trigger nya dihapus, sehingga otomatis reply yang berbau iklan olehmu juga ikut terhapus.
Kedua, nama baik brandmu jadi jelek, bisa-bisa ini diumbar oleh orang yang ga suka caramu bercampaign dan jadi trending. Itu bakal ga baik banget buat brand yang sedang kamu kelola.
Jadi apapun tetep dibicarain ya, walaupun pertukarannya bisa jadi bukan uang, tapi sesuatu hal lain yang memiliki ‘nilai’. itu bisa aja terjadi.